Perbedaan Reksadana dan Saham yang Wajib Diketahui

ditulis oleh

Bingung mau investasi di mana? Yuk, kenali perbedaan reksadana dan saham. Pelajari keuntungan, risiko, dan cara memilih yang tepat.

Waktu baca ±4 menit

Perbedaan Reksadana dan Saham yang Wajib Diketahui

Reksadana dan saham adalah produk investasi yang cukup banyak diminati baik investor pemula maupun yang sudah profesional. Namun, sebelum mulai berinvestasi Anda perlu mengetahui perbedaan reksadana dan saham agar dapat menentukan pilihan dengan baik.

Pada dasarnya tujuan dari kedua produk investasi ini sama, yaitu menanam modal agar bisa mendapatkan keuntungan dari sebuah perusahaan. Meskipun begitu, perbedaan di antara keduanya sangat penting untuk diketahui karena nantinya bisa memengaruhi kinerja investasi Anda.

Perbedaan Reksadana dan Saham

Memahami perbedaan antara saham dan reksadana tentu akan memudahkan Anda dalam menentukan pilihan nantinya. Kedua produk investasi ini memang memiliki karakteristik, risiko, dan potensi keuntungan yang berbeda. 

Dengan mengetahui perbedaan reksadana dan saham maka akan lebih mudah bagi Anda untuk menentukan pilihan. Apalagi jika tujuan Anda berinvestasi adalah mencapai target finansial maka perlu memahami beberapa perbedaan berikut dengan baik.

Catatan: Artikel ini hanya untuk tujuan informatif dan tidak boleh dianggap sebagai saran investasi. Konsultasikan dengan penasihat keuangan Anda sebelum membuat keputusan investasi.

Objek investasi

Reksadana memiliki portofolio yang beragam. Ini artinya, uang Anda diinvestasikan ke berbagai jenis aset, seperti saham perusahaan, obligasi pemerintah, dan lainnya. Ini seperti menyebarkan risiko agar tidak terlalu bergantung pada satu jenis investasi saja.

Sedangkan, saham itu seperti membeli bagian kecil dari sebuah perusahaan. Kalau perusahaan itu untung, Anda bisa dapat bagian keuntungannya (dividen). Selain itu, harga saham bisa naik, sehingga Anda bisa menjualnya dengan harga lebih tinggi dan mendapatkan keuntungan (capital gain).

Cara membeli aset investasi

Untuk membeli reksadana, Anda perlu bantuan dari Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD). APERD akan membantu Anda memilih reksadana yang sesuai dan melakukan transaksi pembelian. Setelah itu, manajer investasi akan mengelola dana Anda.

Untuk membeli saham, Anda bisa melakukannya sendiri melalui broker saham atau aplikasi investasi. Anda akan memilih saham perusahaan yang ingin Anda beli, dan transaksi akan dilakukan melalui bursa efek.

Jumlah setoran awal bagi investor

Harga saham per lembarnya memang berbeda-beda, tergantung dari perusahaannya. Umumnya, saham dibeli dalam satuan lot (100 lembar). Sehingga, modal yang dibutuhkan untuk membeli saham bisa bervariasi.

    Sementara itu, untuk pembelian reksadana, banyak platform yang menawarkan investasi dengan modal yang terjangkau, bahkan mulai dari Rp10.000. Namun, batas minimal pembelian ini dapat berbeda-beda antar produk reksadana.

    Perlu diingat, selain harga saham atau nilai investasi awal, Anda juga perlu mempertimbangkan biaya-biaya tambahan seperti biaya transaksi.

    Frekuensi fluktuasi investasi

    Harga saham memang fluktuatif dan dapat berubah setiap saat selama jam bursa. Sedangkan, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana umumnya dihitung di akhir hari bursa. Meskipun demikian, nilai NAB juga akan berfluktuasi seiring dengan pergerakan pasar.

    Saham memang menawarkan potensi keuntungan yang tinggi, tetapi juga disertai dengan risiko yang lebih tinggi. Sedangkan, reksadana menawarkan berbagai pilihan dengan tingkat risiko yang berbeda-beda, sehingga investor dapat memilih sesuai dengan profil risiko masing-masing.

    Keuntungan atau return investasi

    Selisih antara harga jual dan beli saham disebut capital gain. Itulah nantinya yang akan menjadi keuntungan dari saham. Anda juga bisa mendapatkan keuntungan dari dividen. Sedangkan pada reksadana, keuntungan dapat berasal dari peningkatan nilai unit atas kepemilikan dan juga dari pendapatan dividen yang didistribusikan kepada investor.

    Jika Anda sebagai investor reksadana ingin mencairkan dana, beberapa manajer investasi mungkin mengenakan biaya keluar atau biaya transaksi saat pencairan. Selain itu, investor juga perlu memperhatikan biaya-biaya lain yang terkait dengan investasi reksadana, seperti biaya pengelolaan.

    Pajak investasi

    Perbedaan reksadana dan saham yang juga perlu diperhitungkan adalah tentang pajak. Berdasarkan laman Bibit, pajak reksadana tidak dibebankan pada investor, melainkan dibebankan pada Manajer Investasi. Sedangkan investor saham dikenakan pajak ketika memperoleh dividen.

    Meskipun begitu, baik investor reksadana maupun saham wajib melaporkan seluruh penghasilan dan keuntungan investasi mereka dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.

    Baca juga Tarif PPN Terbaru 12%: Cara Menghitungnya

    Mana yang lebih menguntungkan, Saham atau Reksadana?

    Melakukan investasi memang bisa jadi salah satu pilihan terbaik untuk mendapatkan passive income. Anda bisa berinvestasi untuk mempersiapkan finansial di masa depan. Namun setiap investasi tentu juga punya risikonya masing-masing, sehingga perlu pertimbangan matang sebelum menentukan pilihan.

    Umumnya, reksadana dianggap lebih cocok untuk investasi jangka pendek, sedangkan saham lebih cocok untuk jangka panjang. Namun, pilihan jangka waktu investasi sebenarnya sangat fleksibel dan tergantung pada tujuan keuangan serta profil risiko masing-masing investor.

    Reksadana menawarkan diversifikasi yang dapat membantu mengurangi risiko, namun tidak menghilangkannya sepenuhnya. Tingkat risiko reksadana akan bergantung pada jenis aset yang mendominasi portofolio investasinya. Penting juga untuk Anda memilih manajer investasi yang terpercaya untuk mengelola dana investasi.

    Sedangkan, dalam memilih saham yang akan dibeli, Anda juga perlu kemampuan analisa potensi produk saham. Sehingga nantinya potensi keuntungan yang didapatkan juga lebih maksimal. Portofolio perusahaan adalah bahan pertimbangan penting sebelum membeli sebuah saham.

    Kedua jenis investasi ini memang memiliki keuntungan dan risikonya masing-masing. Pilihan instrumen investasi yang tepat akan bergantung pada tujuan keuangan, profil risiko, dan jangka waktu investasi Anda.

    Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, sebaiknya konsultasikan dengan ahli keuangan untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi keuangan dan tujuan investasi Anda.


    Comments

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *