Menyimpan dana di bank adalah salah satu bentuk perencanaan keuangan. Ada banyak produk keuangan di bank untuk menyimpan dana. Misalnya menyimpan dana dalam bentuk tabungan dan deposito. Salah satu jenis tabungan yang hampir mirip dengan deposito adalah tabungan berjangka. Namun, ternyata kedua jenis produk keuangan ini memiliki berbagai karakteristik yang berbeda. Apa saja perbedaan tabungan berjangka dan deposito? Mana yang lebih bagus? Simak penjelasannya di artikel ini.
Sistem penyetoran dana
Pada tabungan berjangka, sistem penyetoran dilakukan di awal dan dilanjutkan setoran secara rutin setiap bulannya. Anda bisa memilih jenis tabungan berjangka sesuai dana impian. Kemudian Anda akan melakukan setoran saat awal transaksi, hingga setoran setiap bulan dengan jumlah yang tetap hingga mencapai tujuan dana impian Anda.
Berbeda dengan deposito, Anda cukup melakukan setoran saat awal transaksi saja. Kemudian Anda bisa memilih jangka waktu untuk pencairan dana. Misalnya, Anda ingin deposito dana sejumlah Rp10 juta di Bank. Nantinya Anda bisa memilih jangka waktu mulai dari 1-12 bulan untuk mencairkan dana.
Nominal setoran
Jumlah alias nominal dana setoran awal pada tabungan berjangka biasanya lebih rendah daripada deposito. Umumnya, tabungan berjangka perlu menyetorkan dana minimal ratusan ribu rupiah. Bahkan ada beberapa jenis bank yang menerima setoran awal tabungan berjangka mulai dari Rp100ribuan.
Namun, untuk setoran deposito umumnya perlu menyetorkan dana hingga jutaan rupiah. Beberapa bank swasta menetapkan setoran minimal deposito sebesar Rp8-Rp10 jutaan. Namun, ada juga beberapa bank daerah yang bisa menyetorkan dana deposito mulai dari Rp1 jutaan.
Suku bunga
Suku bunga merupakan bentuk imbalan dari bank atas dana yang kita setorkan baik dalam bentuk tabungan maupun deposito. Umumnya, tingkat suku bunga dari deposito lebih tinggi daripada suku bunga tabungan.
Tabungan berjangka biasanya memberikan suku bunga senilai 2,5-5% per tahun. Sedangkan deposito bisa mendapatkan bunga sebesar 5-7% per tahunnya. Hal ini karena dana setoran awal deposito yang lebih besar dari tabungan berjangka.
Tenor
Durasi tenor atau jangka waktu untuk penyetoran dana tabungan berjangka lebih lama daripada deposito. Tabungan berjangka memberikan rentang waktu yang lebih fleksibel. Hal ini bisa menyesuaikan dengan jumlah kemampuan dana Anda. Misalnya Anda ingin mencapai dana sebesar Rp20 juta, dengan setoran awal Rp5 juta. Maka sisa setoran akan sesuai dengan kemampuan, misalnya setoran Rp1 juta per bulan. Sehingga butuh waktu 15 bulan untuk mencapai target dana. Kisaran durasi setoran tabungan berjangka bisa mulai dari 1-20 tahun.
Pada setoran deposito umumnya jangka waktu atau jatuh temponya lebih singkat. Biasanya sudah sesuai aturan pihak bank sehingga kurang fleksibel. Jangka waktu setoran dana deposito mulai dari 1 bulan hingga 3 tahun.
Biaya penalti
Jika ingin mencairkan dana sebelum jatuh tempo, maka biasanya perlu membayar biaya penalti. Pada simpanan deposito, misalnya Anda memiliki jatuh tempo 1 tahun, namun ingin mencairkan dana di bulan ketiga maka akan perlu bayar biaya penalti.
Namun, pada tabungan berjangka Anda perlu membayar biaya penalti serta biaya tunggakan setoran. Besarannya sesuai dengan kesepakatan saat awal transaksi.
Peran sebagai jaminan kredit
Pada beberapa bank, deposito dapat menjadi jaminan saat ingin mengajukan kredit. Sedangkan tabungan berjangka biasanya tidak mendapatkan izin untuk menjadi agunan alias jaminan untuk kredit.
Kelebihan dan kekurangan
Setelah mengetahui beberapa perbedaan antara tabungan dan deposito, maka Anda bisa menyesuaikan dengan kemampuan finansial Anda. Dari kedua produk keuangan ini, ada beberapa kelebihan dan kekurangannya yaitu :
Kelebihan tabungan berjangka
- jumlah minimal dana setoran awal yang lebih kecil
- jangka waktu setoran dana lebih fleksibel
- menanamkan nilai disiplin menabung
- jumlah dana yang akan cair lebih jelas, sesuai tujuan dan target simpanan
Kekurangan tabungan berjangka
- perlu konsisten untuk penyetoran dana, jika tidak maka akan kena penalti dan perlu setor sisa tunggakannya
- suku bunga lebih rendah dari deposito
- tidak dapat menjadi agunan untuk pengajuan kredit
- setoran tiap bulan hingga tenor yang berlaku
Kelebihan deposito
- setoran dana hanya satu kali, tidak ada kewajiban setoran bulanan
- suku bunga lebih tinggi daripada tabungan berjangka
- dapat cair sebelum jatuh tempo, namun perlu bayar penalti
- dapat dijadikan agunan untuk mengajukan kredit
Kekurangan deposito
- perlu dana yang besar untuk setoran awal
- tenor alias jangka waktu yang kurang fleksibel
- biaya penalti bisa lebih tinggi dari tabungan berjangka
Kesimpulan
Tabungan berjangka merupakan jenis simpanan yang perlu setoran dana yang konsisten setiap bulan. Besar dana yang disetorkan dan tenor dapat disesuaikan dengan kemampuan finansial Anda. Untuk membuka tabungan berjangka, bisa melakukan setoran awal yang lebih ringan dibandingkan deposito. Jumlah dana yang didapatkan sesuai dengan tujuan atau target dana yang akan disimpan. Tabungan berjangka cocok untuk Anda yang ingin investasi dengan modal yang sesuai kemampuan.
Deposito merupakan jenis simpanan yang menyetorkan dana di awal transaksi. Dengan tenor yang ditentukan dapat mencairkan dana. Besaran bunga yang didapatkan bisa lebih besar dari tabungan berjangka. Setoran awal deposito lebih besar minimal jutaan rupiah. Deposito cocok untuk Anda yang memiliki dana yang cukup besar dan ingin investasi dengan minim risiko.
Tinggalkan Balasan